Map Directions Road to Keraton Surakarta Indonesia - Surakarta in Indonesia, better known Solo Palace is a world heritage which we must guard and preserve us until whenever. As the cultural heritage of high historical value, certainly Keraton Surakarta has many stories of history and philosophy that we must learn. Besides Keraton Surakarta is also a historical and cultural sights, then to find out more about this Surakarta Palace direct visit we should look at, watch, and observe firsthand how the state of Surakarta Palace at this time. To go to the Keraton Surakarta is easy. For those who are located in the nearby city of Solo may have to know and memorize. But to the outside of the area or who have never been to the city of Solo, it will be a few obstacles to get to the Keraton Surakarta. Well through this post I will share about "Maps Driving Directions Road to Keraton Surakarta Indonesia" with this article in the hope that potential visitors Keraton Surakarta will be helped.
Maps Driving Directions Road to Keraton Surakarta Indonesia
Keraton Surakarta Hadiningrat - To go to the Keraton Surakarta could through several channels here will be our home for several directions into the goal.
1. Public transit bus lines.
If you want to visit Kraton Surakarta with public transport bus ride you can get off at the terminal Tirtonadi Solo. To the East of Java towards your better off at the terminal Solo Tirtonadi then you can search for bus transportation to the town of Surakarta Palace or square north / intersection Gladag for IDR 2,500, -. You can also take a taxi with a fare of IDR 20,000,'s.
Google Map of the terminal Tirtonadi towards Keraton Solo
To the direction of the city of Yogyakarta and Semarang you can get off at the fork in the road Kerten, so you do not have to get off at the terminal Tirtonadi Solo. Fork in the road transport Kerten too much towards Keraton Surakarta. Transportation options here are tricycles, taxis, and buses. From the road junction Kerten direction towards Keraton Solo just straight eastward to the intersection Gladag.
Google Map of the fork in the road Kerten towards Keraton Surakarta
For those of you who visit the city of Solo by train, then you can get off at the train station Racing Solo. From this station you can take a bus or taxi to the Solo Palace.
Google Map of the station towards Keraton Surakarta Racing
For those who boarded the plane for a visit to the city of Solo, the plane landed at the airport certainly Adi sumarmo Solo. From the airport you can take a taxi to the palace.
Google Map of airports Adi sumarmo towards Keraton Surakarta
Keraton Solo - That's a map for directions to the Keraton Surakarta. With the map's directions expected for those of you who want to visit the Solo Palace will be little helped, so thank you.
For me the story while visiting the Keraton Surakarta can be read here.
Peta Arah Jalan Menuju Keraton Surakarta - Keraton Surakarta atau yang lebih dikenal Keraton Solo merupakan warisan dunia yang harus kita jaga dan kita lestarikan sampai kapanpun. Sebagai warisan budaya yang bernilai sejarah tinggi, pastinya Keraton Surakarta memiliki banyak cerita sejarah dan filosofi yang harus kita pelajari. Disamping itu Keraton Surakarta juga menjadi obyek wisata sejarah dan budaya, maka untuk mengetahui lebih jauh tentang Keraton Surakarta ini kita harus berkunjung langsung melihat, menyaksikan, dan mengamati secara langsung bagaimana keadaan Keraton Surakarta pada saat ini. Untuk menuju ke Keraton Surakarta sangatlah mudah. Bagi yang berlokasi di kota sekitar Solo mungkin sudah pada tahu dan hafal. Tetapi untuk yang luar daerah atau yang belum pernah berkunjung ke kota Solo hal ini akan menjadi sedikit hambatan untuk menuju ke Keraton Surakarta. Nah melalui postingan kali ini saya akan berbagi tentang "Peta Arah Jalan Menuju Keraton Surakarta" dengan artikel ini di harapkan bagi calon pengunjung Keraton Surakarta akan terbantu.
Peta Arah Jalan Menuju Keraton Surakarta
Keraton Surakarta Hadiningrat - Untuk menuju ke arah Keraton Surakarta bisa melalui beberapa jalur disini akan kami bagi kedalam beberapa arah asal tujuan.
1. Jalur Bus angkutan umum.
Jika anda hendak berkunjung ke Keraton Surakarta dengan menaiki bus angkutan umum anda bisa turun di terminal Tirtonadi Solo. Untuk yang dari arah Jawa Timur lebih baik anda turun di terminal Tirtonadi Solo selanjutnya anda bisa mencari angkutan bus kota ke arah Keraton Surakarta atau Alun-alun utara/perempatan Gladag dengan tarif Rp 2.500,-. Anda juga bisa naik taksi dengan tarif sekitar Rp 20.000,-an.
Peta Google Map dari terminal Tirtonadi ke arah Keraton Solo
Untuk yang dari arah Yogyakarta maupun Semarang anda bisa turun di pertiga'an Kerten, jadi anda tidak usah turun di terminal Tirtonadi Solo. Di pertiga'an Kerten juga banyak angkutan menuju ke arah Keraton Surakarta. Pilihan angkutan disini ada becak, taksi, dan juga bus kota. Dari pertiga'an Kerten ini arah menuju Keraton Solo hanya lurus ke arah timur sampai perempatan Gladag.
Peta Google Map dari pertigaan Kerten ke arah Keraton Surakarta
Bagi anda yang berkunjung ke kota Solo dengan kereta api, maka anda bisa turun di stasiun kereta api Balapan Solo. Dari stasiun ini anda bisa menaiki bus kota atau taksi ke arah Keraton Solo.
Peta Google Map dari stasiun Balapan ke arah Keraton Surakarta
Bagi yang menaiki pesawat untuk berkunjung ke kota Solo, pastinya pesawat mendarat di bandara Adi Sumarmo Solo. Dari bandara ini anda bisa menaiki taksi ke arah Keraton.
Peta Google Map dari bandar udara Adi Sumarmo ke arah Keraton Surakarta
Keraton Solo - Itulah beberapa peta petunjuk arah untuk menuju Keraton Surakarta. Dengan adanya peta petunjuk arah ini diharapkan bagi anda yang hendak berkunjung ke Keraton Solo akan sedikit terbantu, sekian terimakasih.
Untuk kisah saya sewaktu mengunjungi Keraton Surakarta bisa dibaca disini.
Keraton Surakarta Hadiningrat - My writing time is going to tell you my experience when you first visit the Keraton Surakarta Hadiningrat, located in the town of Surakarta or Solo. I am from the city of Klaten, Surakarta and still includes Karisidenan the first time have the opportunity to visit and get into the Surakarta palace complex. My entourage Asean Blogger on May 12, 2013 had the privilege as a royal guest. For travelers visiting the palace as local course I think about the people still reluctant to look deeper into this Surakata palace. Though Keraton Surakarta has a historical importance. And through my writing, I will share the story of my experience when visiting the Keraton Surakarta Hadiningrat.
It was after the group got off the train Asean Blogger steam "Sepur Kluthuk Jaladara" near the intersection Gladag we walked towards the village of batik kauman, there is the village of batik. I along with my friend walked straight to the palace as a gathering place in the palace later. We had stopped at the edge of a Solo Klewer market to buy ice, and then walked toward the north plaza. In a building called "Sasana Sumewa" we sat down to relax while watching the first truly magnificent architecture.
For more details, I will share the story of what I saw while visiting the Keraton Surakarta Sultanate at the time along with his picture.
Gapura Gladag (Gladag Gate)
Gladag gate located in the north, is the entrance of Keraton Surakarta complex. This gate adjacent to the existing intersection Gladag sculpture General Slamet Riyadi. To the west is the main street of Solo protocol named Jalan Slamet Riyadi.
Alun-alun Lor (North Plaza)
Upon entry of the north gate Gladag then we are confronted by a vast field called "Alun-alun Lor" (North Plaza). In antiquity, the main square of which function as:
- The soldiers gathered when you leave the war and war games.
- The kingdom when people gathered to listen to the announcement of the kingdom.
- And so on.
While current North Plaza functioned as a ceremonial palace tradition as Sekaten. And in the middle of the plaza there is a pair of twin banyan tree is known by the name"Waringin Kurung Sakembaran".
Sasana Sumewa
Sasana Sumewa building is a large open building with a lot of the pillars. In antiquity, the function of this building, among others, to a place overlooking the palace Pepatih, regents, etc.. The building is located in the south North Plaza If we relax here, we could see the view of North Plaza In front of the building there is a cannon Sasana Sumewa.
Sitihinggil Binoto Waroto
Building "Sitihinggil Binoto Waroto" is a complex of buildings that is located in the Keraton Surakarta Sasana Sumewa rear building. Layout Sitihinggil Binoto Waroto higher than the surrounding ground and the left and right of the building there is a cannon.
Bangsal Witono
Witono wards are still in the area to the south of the building Sitihinggil Sitihinggil Binoto Waroto. In the midst of these buildings are building a square box covered with glass. And in the building is surrounded by a chain-link fence and it says "no entry" it is clear that the buildings name of "Ward Witono" is very in sakralkan. We also see there are incense and flowers in the middle of the ward buildings such Witono.
After Ward building next Witono then we are confronted by a gate door. Beyond the gate is a longitudinal way. To enter the palace complex and we have to go right out of the gate.
Kori Brajanala Lor (Kori Brajanala North)
Kori Brajanala Lor is the entrance to the Keraton Surakarta palace complex from the north. In the area we can see the building of the tower and buildings the Kori Kamandukan.
There is a special requirement or prohibition to enter the main area of the palace, which is not allowed to wear hats, sandals (shoes allowed), for women should not wear pants (must use a skirt).
Kori Kamandungan
Kori Kamandungan is an entrance to the main palace complex Keraton Surakarta. There is a pair of warrior complete with clothing palace soldiers.
Home Keraton Surakarta Palace Complex
Inside the main palace complex, there are several buildings. One is that encircling the palace complex buildings whose walls are thick and also functioned as a defensive wall. There are also building a high tower called "Stage Sangga Buwana". Other buildings are still many, such buildings to practice dance etc.
The atmosphere in the palace Kraton Surakarta Sultanate really very beautiful and cool. Magical nuances are felt at all. Many trees that create beautiful and peaceful atmosphere. In addition to the soil in the form of sand castle.
In the royal palace complex there are also some buildings. There is a building that is still sacred, anyone should not climb or enter the building as sacred.
Further to the south is the building where the meeting, welcomed the royal palace guests, etc. Our group of Asean Blogger Festival gathered in the room. In the room Asean Blogger Festival 2013 officially closed. Guests are also treated to dances.
After the Asean Blogger Festival 2013 was officially closed in Keraton Surakarta, the Asean Blogger group luncheon hosted by palace. We were together enjoying lunch, after that we together with my photo in front of the palace building Keraton Surakarta.
Entering the Keraton Surakarta area took us late into the past, magical nuances are felt at all. Surakarta Palace complex is very vast ranging from Gladag gate in the north, north of the plaza, sasana sumewa, Sitihinggil, kori Brajanala north, kori kamandungan, the main area of the castle palace, South plaza, etc. It's a lot of buildings that all have a history of high. Architecture is really beautiful building Joglo building models that are characteristic of Javanese building, complete with carvings. I am really amazed at the Surakarta palace complex.
Keraton Surakarta which is the forerunner of history in the land of Java, and is a world heritage we must preserve and guard us. If you look directly into the area of the palace and you will surely be amazed and touched your heart the beauty of Keraton Surakarta Sultanate see this. "I been Visiting Keraton Surakarta Sultanate, You When?" This title invites the reader all that I have proved that beauty has a history of Keraton Surakarta high as a kingdom in the land of Java. You when visiting the Keraton Surakarta? selamaya if you would only know from the outside without ever going into it?
Currently used as a tourist attraction Keraton Surakarta so anyone can visit and enter the palace. Lest we forget history, Keraton Surakarta has a long history of this country. Surakarata palace has a high historical value and should we care.
In 1985 Surakarta palace caught fire and caused a lot of the main building and some heirlooms were burned, the building is now the result of the rehabilitation building after the fire.
Additionally Keraton Surakarta also still perform ceremonial palace like Sekaten, etc.
Keraton Surakarta Sultanate was founded by Susuhan Pakubuwono II (Sunan PB II) in 1745 as a replacement for the palace Kartasura ravaged by Geger Pacinan 1743 (pacinan war). The palace stands in a village beranama village of Sala (Solo) previously this area in the form of a swamp. Village of Sala (Solo) was chosen after considering many aspects. Actually there are two areas ain recommended as a royal palace, but after weighing and the aspect of the future, the village of Sala (Solo) defined as the establishment of a new Kraton Surakarta. After the construction of the palace is completed, the village of Sala (Solo) renamed Surakarta. But until now the Solo name still remembered and still referred to as the city of Solo or Surakarta.
According to history, the Keraton Surakarta is also contributing to the preparation of the independence of the Republic of Indonesia. And after the Republic of Indonesia's independence, became the Special Region Surakarta Surakarta. But the political upheaval in Surakarta, so unplug setatus special area. If you look at history, it should still get the Surakarta special region status as Yogyakarta. But until now this controversy Surakarta Special Region remains a mystery. Keraton Surakarta does have historical value, a lot of the history of the town of Surakarta.
Thus I created this writing, I created this post to follow the race blog Keraton Surakarta Hadiningrat and Asean Blogger. I am the son of Surakarta area has a high responsibility to participate in preserving Keraton Surakarta which is a world heritage and also promote Keraton Surakarta to the world.
Thank you! # Source of Image and Video: Google, Asean Blogger, Youtube
Keraton Surakarta Hadiningrat - Tulisan saya kali ini akan menceritakan pengalaman saya saat pertama kali mengunjungi Keraton Surakarta Hadiningrat yang berlokasi di kota Surakarta atau kota Solo. Saya yang berasal dari kota Klaten, dan masih termasuk karisidenan Surakarta baru pertama kali ini mempunyai kesempatan mengunjungi dan masuk ke dalam komplek keraton Surakarta. Saya beserta rombongan Asean Blogger pada tanggal 12 Mei 2013 mendapat kesempatan istimewa sebagai tamu keraton. Untuk mengunjungi keraton sebagai wisatawan lokal saja saya rasa masyarakat sekitar masih enggan untuk melihat lebih dalam keraton Surakata ini. Padahal Keraton Surakarta ini mempunyai sejarah yang penting. Dan melalui tulisan saya ini, saya akan berbagi cerita pengalaman saya ketika mengunjungi Keraton Surakarta Hadiningrat.
Saat itu setelah rombongan Asean Blogger turun dari kereta uap "Sepur Kluthuk Jaladara" di dekat perempatan Gladag kami berjalan ke arah kampung batik kauman, disana merupakan kampung batik. Saya bersama teman saya langsung berjalan menuju keraton karena nantinya tempat berkumpulnya di keraton. Kami sempat mampir di pinggir pasar klewer solo membeli es, dan selanjutnya berjalan menuju alun-alun utara. Di sebuah bangunan bernama "Sasana Sumewa" kami duduk-duduk bersantai terlebih dahulu sambil mengamati arsitektur bangunan yang sungguh megah.
Untuk lebih jelasnya saya akan berbagi cerita apa saja yang saya lihat saat mengunjungi Keraton Surakarta Hadiningrat pada saat itu beserta fotonya.
Gapura Gladag
Gapura Gladag letaknya di sebelah utara, merupakan pintu masuk komplek Keraton Surakarta. Gapura ini bersebelahan dengan perempatan Gladag yang ada patung Jendral Slamet Riyadi. Ke arah barat merupakan jalan protokol utama kota Solo bernama Jalan Slamet Riyadi.
Alun-alun Lor (Utara)
Setelah masuk dari dari utara Gapura Gladag maka kita dihadapkan oleh sebuah tanah lapang yang luas disebut "Alun-alun Lor" (Alun-alun Utara). Pada jaman dahulu, alun alun ini diantaranya berfungsi sebagai :
- Tempat berkumpul para prajurit ketika mau berangkat perang dan latihan perang.
- Tempat berkumpul rakyat kerajaan ketika mendengarkan pengumuman kerajaan.
- Dan sebagainya.
Sedangkan saat ini Alun-alun Utara difungsikan sebagai tempat upacara tradisi keraton seperti Sekaten. Dan di tengah-tengah alun-alun terdapat sepasang pohon beringin kembar yang dikenal dengan nama "Waringin Kurung Sakembaran"
Sasana Sumewa
Bangunan Sasana Sumewa merupakan bangunan besar terbuka dengan banyak tiang-tiang penyangga. Pada jaman dahulu, fungsi bangunan ini antara lain untuk tempat menghadap pepatih dalem, bupati, dll. Bangunan ini letaknya di sebelah selatan Alun-alun Lor. Jika kita bersantai disini, kita bisa melihat pemandangan Alun-Alun Lor. Di depan bangunan Sasana Sumewa terdapat meriam.
Sitihinggil Binoto Waroto
Bangunan "Sitihinggil Binoto Waroto" merupakan bagunan komplek Keraton Surakarta yang letaknya di belakan bangunan Sasana Sumewa. Letak Sitihinggil Binoto Waroto lebih tinggi dari tanah disekitarnya dan disebelah kiri dan kanan bangunan tersebut terdapat meriam.
Bangsal Witono
Bangsal Witono masih di area Sitihinggil di sebelah selatan bangunan Sitihinggil Binoto Waroto. Di tengah-tengah bagunan ini terdapat bangunan kotak persegi yang tertutup dengan kaca. Dan di bangunan ini dikelilingi oleh pagar rantai dan terdapat tulisan "dilarang masuk" terlihat jelas bahwa bagunan yang bernama "Bangsal Witono" ini sangat di sakralkan. Kami juga melihat terdapat dupa dan bunga di bagunan tengah Bangsal Witono tersebut.
Setelah bangunan Bangsal Witono maka kita selanjutnya dihadapkan oleh sebuah pintu gapura. Di luar gapura tersebut membujur sebuah jalan. Dan untuk memasuki komplek keraton kita harus jalan lurus keluar dari gapura tersebut.
Kori Brajanala Lor (Utara)
Kori Brajanala Lor merupakan pintuk masuk ke dalam komplek istana Keraton Surakarta dari arah utara. Di area kita bisa melihat bangunan menara dan bangunan Kori Kamandukan.
Ada syarat maupun pantangan khusus untuk memasuki area utama keraton ini, yaitu tidak boleh memakai topi, serandal (memakai sepatu boleh), untuk perempuan tidak boleh memakai celana panjang (harus menggunakan rok).
Kori Kamandungan
Kori Kamandungan merupakan sebuah pintu masuk ke dalam komplek istana utama Keraton Surakarta. Terdapat sepasang prajurit lengkap dengan pakaian prajurit keraton.
Komplek Istana Utama Keraton Surakarta
Di dalam komplek istana utama, terdapat beberapa bangunan. Salah satunya bagunan yang melingkari komplek istana yang dindingnya tebal dan juga difungsikan sebagai tembok pertahanan. Selain itu terdapat pula bangunan menara tinggi yang bernama "Panggung Sangga Buwana". Bangunan-bangunan lainnya masih banyak, seperti bangunan untuk berlatih tari dll.
Suasana di dalam istana Keraton Surakarta Hadiningrat sungguh sangat asri dan sejuk. Nuansa magis sangat terasa sekali. Banyak pepohonan yang membuat suasana asri dan damai. Selain itu tanah di lokasi istana berupa pasir.
Di dalam komplek istana keraton ini juga terdapat beberapa bangunan. Ada bangunan yang masih dikramatkan, siapapun tidak bolek menaiki maupun memasuki bangunan tersebut karena di sakralkan.
Selanjutnya disebelah selatan merupakan bangunan tempat pertemuan, menyambut tamu istana keraton, dll. Kami dari robongan Asean Blogger Festival berkumpul di ruangan tersebut. Di ruangan tersebut acara Asean Blogger Festival 2013 resmi di tutup. Para tamu juga disuguhi tari-tarian.
Setelah acara Asean Blogger Festival 2013 resmi ditutup di Keraton Surakarta, maka rombongan Asean Blogger dijamu makan siang oleh keraton. Kami bersama-sama menikmati makan siang, setelah itu kami bersama-sama foto bareng di depan bangunan istana Keraton Surakarta.
Memasuki area Keraton Surakarta membawa kita larut kedalam masa lalu, nuansa magis sangat terasa sekali. Komplek Keraton Surakarta sangat luas sekali mulai dari gapura Gladag di sebelah utara, alun-alun lor (utara), sasana sumewa, sitihinggil, kori Brajanala Lor, kori kamandungan, area utama istana keraton, alun-alun kidul, dll. Sungguh banyak sekali bangunan yang semuanya mempunyai sejarah yang tinggi. Arsitektur bangunan yang sungguh indah bangunan model Joglo yang merupakan ciri khas bangunan Jawa, lengkap dengan ukiran-ukiran. Saya sungguh takjub melihat komplek Keraton Surakarta ini.
Keraton Surakarta yang merupakan cikal bakal sejarah di tanah Jawa dan merupakan warisan dunia harus kita lestarikan dan kita jaga. Jika anda secara langsung melihat dan memasuki area keraton pasti anda akan takjub dan tersentuh hati anda melihat keindahan Keraton Surakarta Hadiningrat ini. "Saya Sudah Mengunjungi Keraton Surakarta Hadiningrat, Anda Kapan?" judul ini mengajak kepada pembaca semua bahwa saya telah membuktikan keindahan Keraton Surakarta yang mempunyai sejarah tinggi sebagai sebuah kerajaan di tanah Jawa ini. Anda kapan mengunjungi Keraton Surakarta ini? apakah anda selamaya hanya akan tahu dari luarnya saja tanpa pernah mau memasukinya?
Saat ini Keraton Surakarta dijadikan obyek wisata jadi siapa saja bisa mengunjungi dan memasuki keraton ini. Jangan sampai kita melupakan sejarah, Keraton Surakarta merupakan mempunyai sejarah yang panjang terhadap negeri ini. Keraton Surakarata mempunyai nilai sejarah yang tinggi dan harus kita rawat.
Pada tahun 1985 keraton Surakarta mengalami kebakaran dan menyebabkan 70% banyak bangunan utama dan beberapa pusaka ikut terbakar, bangunan sekarang ini merupakan bangunan hasil rehabilitasi setelah kebakaran.
Selain itu Keraton Surakarta juga masih melaksanakan upacara adat keraton seperti Sekaten, dll.
Untuk menuju ke arah Keraton Surakarta sangatlah mudah, berikut ini saya lampitkan peta Keraton Surakarta. Untuk rute peta penunjuk arah ke Keraton Surakarta bisa di baca di ulasan saya tentang "Peta Arah Jalan Menuju Keraton Surakarta"
Keraton Surakarta Hadiningrat didirikan oleh Susuhunan Pakubuwono II (Sunan PB II) pada tahun 1745 sebagai pengganti Keraton Kartasura yang porak-poranda akibat Geger Pecinan 1743. Keraton ini berdiri di sebuah desa beranama Desa Sala (Solo) yang sebelumnya daerah ini berupa rawa-rawa. Desa Sala (Solo) dipilih setelah mempertimbangkan banyak aspek. Sebenarnya ada dua daerah ain yang direkomendasikan sebagai tempat istana keraton, namun setelah menimbang dan memperhatikan aspek kedepannya, maka Desa Sala (Solo) ditetapkan sebagai tempat berdirinya Keraton Surakarta yang baru. Setelah pembangunan Keraton selesai, maka Desa Sala (Solo) dirubah namanya menjadi Surakarta. Namun nama Solo sampai sekarang masih tetap dikenang dan tetap disebut sebagai Kota Solo atau Kota Surakarta. Menurut sejarah, Keraton Surakarta juga turut andil dalam persiapan kemerdekaan Republik Indonesia. Dan setelah negara Republik Indonesia merdeka, Keraton Surakarta menjadi Daerah Istimewa Surakarta. Namun terjadi pergolakan politik di Surakarta, sehingga setatus daerah istimewa di cabut. Jika melihat sejarah, maka Surakarta seharusnya tetap mendapat status daerah istimewa seperti Yogyakarta. Namun sampai sekarang ini kontroversi Daerah Istimewa Surakarta masih menjadi misteri. Keraton Surakarta memang mempunyai nilai sejarah yang tinggi, banyak sekali sejarah dari kota Surakarta ini. Demikian tulisan ini saya buat, tulisan ini saya buat untuk mengikuti lomba blog yang didukung oleh Keraton Surakarta Hadiningrat dan Asean Blogger. Saya sebagai putra daerah Surakarta mempunyai tanggung jawab yang tinggi untuk turut serta melestarikan Keraton Surakarta yang merupakan warisan dunia dan turut mempromosikan Keraton Surakarta kepada dunia.
Terimakasih
#Sumber Gambar dan Video : Google, Asean Blogger, Youtube