Keraton Surakarta Hadiningrat
Keraton Surakarta Hadiningrat - Tulisan saya kali ini akan menceritakan pengalaman saya saat pertama kali mengunjungi
Keraton Surakarta Hadiningrat yang berlokasi di kota Surakarta atau kota Solo. Saya yang berasal dari kota Klaten, dan masih termasuk karisidenan Surakarta baru pertama kali ini mempunyai kesempatan mengunjungi dan masuk ke dalam komplek keraton Surakarta. Saya beserta rombongan Asean Blogger pada tanggal 12 Mei 2013 mendapat kesempatan istimewa sebagai tamu keraton. Untuk mengunjungi keraton sebagai wisatawan lokal saja saya rasa masyarakat sekitar masih enggan untuk melihat lebih dalam keraton Surakata ini. Padahal Keraton Surakarta ini mempunyai sejarah yang penting. Dan melalui tulisan saya ini, saya akan berbagi cerita pengalaman saya ketika mengunjungi Keraton Surakarta Hadiningrat.
Saat itu setelah rombongan
Asean Blogger turun dari kereta uap
"Sepur Kluthuk Jaladara" di dekat perempatan Gladag kami berjalan ke arah kampung batik kauman, disana merupakan kampung batik. Saya bersama teman saya langsung berjalan menuju keraton karena nantinya tempat berkumpulnya di keraton. Kami sempat mampir di pinggir pasar klewer solo membeli es, dan selanjutnya berjalan menuju alun-alun utara. Di sebuah bangunan bernama
"Sasana Sumewa" kami duduk-duduk bersantai terlebih dahulu sambil mengamati arsitektur bangunan yang sungguh megah.
Untuk lebih jelasnya saya akan berbagi cerita apa saja yang saya lihat saat mengunjungi Keraton Surakarta Hadiningrat pada saat itu beserta fotonya.
Gapura Gladag letaknya di sebelah utara, merupakan pintu masuk komplek Keraton Surakarta. Gapura ini bersebelahan dengan perempatan Gladag yang ada patung Jendral Slamet Riyadi. Ke arah barat merupakan jalan protokol utama kota Solo bernama Jalan Slamet Riyadi.
Setelah masuk dari dari utara Gapura Gladag maka kita dihadapkan oleh sebuah tanah lapang yang luas disebut "Alun-alun Lor" (Alun-alun Utara). Pada jaman dahulu, alun alun ini diantaranya berfungsi sebagai :
- Tempat berkumpul para prajurit ketika mau berangkat perang dan latihan perang.
- Tempat berkumpul rakyat kerajaan ketika mendengarkan pengumuman kerajaan.
- Dan sebagainya.
Sedangkan saat ini Alun-alun Utara difungsikan sebagai tempat upacara tradisi keraton seperti Sekaten. Dan di tengah-tengah alun-alun terdapat sepasang pohon beringin kembar yang dikenal dengan nama "Waringin Kurung Sakembaran"
Bangunan Sasana Sumewa merupakan bangunan besar terbuka dengan banyak tiang-tiang penyangga. Pada jaman dahulu, fungsi bangunan ini antara lain untuk tempat menghadap pepatih dalem, bupati, dll. Bangunan ini letaknya di sebelah selatan Alun-alun Lor. Jika kita bersantai disini, kita bisa melihat pemandangan Alun-Alun Lor. Di depan bangunan Sasana Sumewa terdapat meriam.
Sitihinggil Binoto Waroto
Bangunan "Sitihinggil Binoto Waroto" merupakan bagunan komplek Keraton Surakarta yang letaknya di belakan bangunan Sasana Sumewa. Letak Sitihinggil Binoto Waroto lebih tinggi dari tanah disekitarnya dan disebelah kiri dan kanan bangunan tersebut terdapat meriam.
Bangsal Witono masih di area Sitihinggil di sebelah selatan bangunan Sitihinggil Binoto Waroto. Di tengah-tengah bagunan ini terdapat bangunan kotak persegi yang tertutup dengan kaca. Dan di bangunan ini dikelilingi oleh pagar rantai dan terdapat tulisan "dilarang masuk" terlihat jelas bahwa bagunan yang bernama "Bangsal Witono" ini sangat di sakralkan. Kami juga melihat terdapat dupa dan bunga di bagunan tengah Bangsal Witono tersebut.
Setelah bangunan Bangsal Witono maka kita selanjutnya dihadapkan oleh sebuah pintu gapura. Di luar gapura tersebut membujur sebuah jalan. Dan untuk memasuki komplek keraton kita harus jalan lurus keluar dari gapura tersebut.
Kori Brajanala Lor (Utara)
Kori Brajanala Lor merupakan pintuk masuk ke dalam komplek istana Keraton Surakarta dari arah utara. Di area kita bisa melihat bangunan menara dan bangunan Kori Kamandukan.
Ada syarat maupun pantangan khusus untuk memasuki area utama keraton ini, yaitu tidak boleh memakai topi, serandal (memakai sepatu boleh), untuk perempuan tidak boleh memakai celana panjang (harus menggunakan rok).
Kori Kamandungan merupakan sebuah pintu masuk ke dalam komplek istana utama Keraton Surakarta. Terdapat sepasang prajurit lengkap dengan pakaian prajurit keraton.
Komplek Istana Utama Keraton Surakarta
Di dalam komplek istana utama, terdapat beberapa bangunan. Salah satunya bagunan yang melingkari komplek istana yang dindingnya tebal dan juga difungsikan sebagai tembok pertahanan. Selain itu terdapat pula bangunan menara tinggi yang bernama "Panggung Sangga Buwana". Bangunan-bangunan lainnya masih banyak, seperti bangunan untuk berlatih tari dll.
Suasana di dalam istana Keraton Surakarta Hadiningrat sungguh sangat asri dan sejuk. Nuansa magis sangat terasa sekali. Banyak pepohonan yang membuat suasana asri dan damai. Selain itu tanah di lokasi istana berupa pasir.
Di dalam komplek istana keraton ini juga terdapat beberapa bangunan. Ada bangunan yang masih dikramatkan, siapapun tidak bolek menaiki maupun memasuki bangunan tersebut karena di sakralkan.
Selanjutnya disebelah selatan merupakan bangunan tempat pertemuan, menyambut tamu istana keraton, dll. Kami dari robongan Asean Blogger Festival berkumpul di ruangan tersebut. Di ruangan tersebut acara Asean Blogger Festival 2013 resmi di tutup. Para tamu juga disuguhi tari-tarian.
Setelah acara Asean Blogger Festival 2013 resmi ditutup di Keraton Surakarta, maka rombongan Asean Blogger dijamu makan siang oleh keraton. Kami bersama-sama menikmati makan siang, setelah itu kami bersama-sama foto bareng di depan bangunan istana Keraton Surakarta.
Memasuki area Keraton Surakarta membawa kita larut kedalam masa lalu, nuansa magis sangat terasa sekali. Komplek Keraton Surakarta sangat luas sekali mulai dari gapura Gladag di sebelah utara, alun-alun lor (utara), sasana sumewa, sitihinggil, kori Brajanala Lor, kori kamandungan, area utama istana keraton, alun-alun kidul, dll. Sungguh banyak sekali bangunan yang semuanya mempunyai sejarah yang tinggi. Arsitektur bangunan yang sungguh indah bangunan model Joglo yang merupakan ciri khas bangunan Jawa, lengkap dengan ukiran-ukiran. Saya sungguh takjub melihat komplek Keraton Surakarta ini.
Keraton Surakarta yang merupakan cikal bakal sejarah di tanah Jawa dan merupakan warisan dunia harus kita lestarikan dan kita jaga. Jika anda secara langsung melihat dan memasuki area keraton pasti anda akan takjub dan tersentuh hati anda melihat keindahan Keraton Surakarta Hadiningrat ini. "Saya Sudah Mengunjungi Keraton Surakarta Hadiningrat, Anda Kapan?" judul ini mengajak kepada pembaca semua bahwa saya telah membuktikan keindahan Keraton Surakarta yang mempunyai sejarah tinggi sebagai sebuah kerajaan di tanah Jawa ini. Anda kapan mengunjungi Keraton Surakarta ini? apakah anda selamaya hanya akan tahu dari luarnya saja tanpa pernah mau memasukinya?
Saat ini Keraton Surakarta dijadikan obyek wisata jadi siapa saja bisa mengunjungi dan memasuki keraton ini. Jangan sampai kita melupakan sejarah, Keraton Surakarta merupakan mempunyai sejarah yang panjang terhadap negeri ini. Keraton Surakarata mempunyai nilai sejarah yang tinggi dan harus kita rawat.
Pada tahun 1985 keraton Surakarta mengalami kebakaran dan menyebabkan 70% banyak bangunan utama dan beberapa pusaka ikut terbakar, bangunan sekarang ini merupakan bangunan hasil rehabilitasi setelah kebakaran.
Selain itu Keraton Surakarta juga masih melaksanakan upacara adat keraton seperti
Sekaten, dll.
Sejarah Keraton Surakarta Hadiningrat
Keraton Surakarta Hadiningrat didirikan oleh
Susuhunan Pakubuwono II (Sunan PB II) pada tahun 1745 sebagai pengganti Keraton Kartasura yang porak-poranda akibat Geger Pecinan 1743. Keraton ini berdiri di sebuah desa beranama Desa Sala (Solo) yang sebelumnya daerah ini berupa rawa-rawa. Desa Sala (Solo) dipilih setelah mempertimbangkan banyak aspek. Sebenarnya ada dua daerah ain yang direkomendasikan sebagai tempat istana keraton, namun setelah menimbang dan memperhatikan aspek kedepannya, maka Desa Sala (Solo) ditetapkan sebagai tempat berdirinya Keraton Surakarta yang baru. Setelah pembangunan Keraton selesai, maka Desa Sala (Solo) dirubah namanya menjadi Surakarta. Namun nama Solo sampai sekarang masih tetap dikenang dan tetap disebut sebagai Kota Solo atau Kota Surakarta.
Menurut sejarah, Keraton Surakarta juga turut andil dalam persiapan kemerdekaan Republik Indonesia. Dan setelah negara Republik Indonesia merdeka, Keraton Surakarta menjadi Daerah Istimewa Surakarta. Namun terjadi pergolakan politik di Surakarta, sehingga setatus daerah istimewa di cabut. Jika melihat sejarah, maka Surakarta seharusnya tetap mendapat status daerah istimewa seperti Yogyakarta. Namun sampai sekarang ini kontroversi Daerah Istimewa Surakarta masih menjadi misteri. Keraton Surakarta memang mempunyai nilai sejarah yang tinggi, banyak sekali sejarah dari kota Surakarta ini.
Demikian tulisan ini saya buat, tulisan ini saya buat untuk mengikuti lomba blog yang didukung oleh Keraton Surakarta Hadiningrat dan Asean Blogger. Saya sebagai putra daerah Surakarta mempunyai tanggung jawab yang tinggi untuk turut serta melestarikan Keraton Surakarta yang merupakan warisan dunia dan turut mempromosikan Keraton Surakarta kepada dunia.
Terimakasih
#Sumber Gambar dan Video : Google, Asean Blogger, Youtube